Selasa, 05 Juni 2012

KOMUNIKASI KONSELING


PERMASALAHAN

Kesehatan reproduksi adalah kesejahtraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Agar dapat melaksanakan fungsi reproduksi secara sehat, tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis traktus reproduksi baik pada pria maupun wanita, landasan psikis yang memadai, terbebas dari kelainan/penyakit baik langsung maupun tidak langsung mengenai organ reproduksinya, dan wanita yang hamil memerlukan jaminan bahwa ia dapat melewati masa tersebut dengan aman. Gangguan fungsi reproduksi khususnya infertilitas (ketidak suburan) cukup banyak frekuensinya. Dilaporkan bahwa 10 – 15 % pasangan usia subur mengalami gangguan ini (Dubin & Amelar,1971; Glass,1986).
Infertilitas adalah kegagalan menjadi hamil dan melahirkan anak hidup pasangan suami istri setelah melakukan hubungan seksual secara teratur selama 12 bulan tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
Untuk terjadinya kehamilan diperlukan sel spermatozoa milik pria yang berkualitas baik serta jumlahnya cukup dan sel telur milik wanita yang berkualitas baik melalui sistem seksual dan reproduksi yang normal (Glass,1986). Sperma disebut normal (Normozoospermia) bila hasil pemeriksaan variabel sperma memenuhi batasan-batasan yang telah ditentukan yakni : volume sperma 2 ml atau lebih; pH 7,2- 8,00; konsentrasi spermatozoa 20 juta/ml atau lebih; motilitas 50% atau lebih bergerak cepat lurus kedepan atau lebih; morfologi normal spermatozoa 30 % atau lebih (Subratha,1999; WHO,1999). Sperma dengan kualitas dan kuantitas dibawah normal mempunyai kemampuan membuahi sel telur lebih kecil dibandingkan dengan yang normal, sehingga kemungkinan terjadinya kehamilan juga lebih kecil.
ETIMOLOGI
Infertilitas dapat disebabkan oleh gangguan pada pihak suami (40 %), gangguan pada pihak istri (40%), gangguan pada kedua pihak (10%) dan tidak diketahui (10%) (Glass,1986).
Beberapa penyebab infertilitas pada pihak pria antara lain : anomali kongenital saluran reproduksi, kegagalan testis primer & sekunder, varikokel, infeksi antara lain penyakit menular seksual (PMS), keracunan bahan kimia, bahan fisik, obat-obatan, gangguan kromosom, beberapa penyakit kronis (hati, ginjal), gangguan imunologis. Adanya penurunan fungsi spermatozoa antara lain jumlah spermatozoa per ejakulat yang berkurang, penurunan motilitas progresif spermatozoa, berkurangnya persentase bentuk normal spermatozoa, berkurangnya waktu hidup spermatozoa, dan adanya kelainan integritas membran spermatozoa akan mengakibatkan terjadinya kegagalan spermatozoa membuahi sel telur (Hafez,1980; Pangkahila,1985; Overstreet & Davis,1995; Ohl & Menge,1996; Speroff et al,1999).
Pada wanita penyebab infertilitas antara lain kegagalan ovulasi (40%), adanya gangguan pada tuba & panggul (40%) , kelainan anatomi traktus reproduksi dan kelainan thyroid (10%) (Samsulhadi,1997).
PENANGANAN
Penanganan infertilitas harus ditujukan pada pihak pria (suami) dan wanita (istri) sebagai suatu pasangan. Melalui pemeriksaan yang benar dan lengkap diharapkan dapat diketahui penyebab infertilitas pasangan tersebut. Dengan demikian dapat ditentukan pengobatan atau tindakan yang tepat untuk memperbaiki keadaan kesuburan baik pada suami ataupun istri sehingga diharapkan terjadinya kehamilan yang diharapkan. Dalam tatalaksana penanganan infertilitas pria pemeriksaan analisis sperma mutlak harus dilakukan, karena hasil analisis sperma merupakan titik tolak pemeriksaan dan tindakan andrologis berikutnya dalam penanganan infertilitas pria.
Tahapan pemeriksaan laboratorium adalah sebagai berikut : pemeriksaan analisis sperma rutin, pemeriksaan analisis sperma lanjutan, pemeriksaan hormonal, pemeriksaan genetika medis, pemeriksaan radiologi, biopsi testis , pemeriksaan darah lengkap, urine lengkap dan pemeriksaan mikrobiologis (kultur sperma & tes sensitivitas) (Dalton,1985; Bernstein,1994).
Pada pemeriksaan analisis sperma diperlukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar hasil pemeriksaan dapat dipertanggungjawabkan serta memenuhi kaidah-kaidah yang sudah dibakukan.
Penanganan dan terapi masalah infertilitas ditujukan kepada faktor penyebabnya baik pada pihak pria maupun pada pihak wanitanya. Konseling memegang peranan penting dalam menangani masalah infertilitas. Penderita harus benar-benar siap mengetahui kenyataan bila salah satu pihak atau kedua belah pihak yang menjadi penyebab masalah itu. Tidak sedikit laki-laki yang menjadi cemas dan merasa kehilangan kejantanannya karena tidak dapat menghamili istrinya. Hal ini dapat dihindarkan dengan penjelasan yang benar. Penjelasan yang benar seringkali telah dapat mengatasi masalah infertilitas yakni penjelasan tentang kehidupan seksual pasangan tersebut yang meliputi frekuensi dan posisi hubungan seks, ejakulasi dan pascaejakulasi. Frekuensi hubungan seks sering kali dilakukan berkali-kali pada masa subur dan bila tidak masa subur pasangan tersebut melakukan pantang seksual. Pada hal yang benar adalah hubungan seks harus dilakukan secara teratur sesuai dengan periode pematangan spermatozoa (2-3 hari) dengan demikian akan diperoleh spermatozoa yang sehat dan berkualitas. Juga masalah posisi dan pascaejakulasi yang benar adalah pihak wanita tidur terlentang (bila perlu diberi bantal dibawah pantat) dan istirahat 1-2 jam, setelah itu baru bisa membersihkan diri. Hal ini untuk memberi kesempatan pada spermatozoa pada forniks posterior vagina untuk melakukan penetrasi ke dalam kanalis servikalis.
Tujuan pengobatan pada pihak pria ialah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas spermatozoa dan pengobatan seyogyanya ditujukan pada penyebab infertilitas, seperti berikut  : Bahan-bahan toksik harus dihindari, bila ada infeksi diberikan obat antiinfeksi dan dipilih obat-obat yang dapat terkonsentrasi di dalam sistem reproduksi pria misalnya trimetoprim sulfametoksasol, doksisiklin, ampisilin dan eritromisin.
Bila terjadi defisiensi hormon gonadotropin, misalnya pada hipogonadotropik hipogonadisme diberikan hormon gonadotropin misalnya human chorion gonadotropin (HCG) dan human menopausal gonadotropin (HMG) memberikan hasil yang cukup memuaskan (Rosenberg,1976).
Bila didapatkan adanya varikokel harus dilakukan vasoligasi. Pada penderita varikokel mula-mula yang terganggu adalah motilitas spermatozoa , menurut Mc Leod motilitas spermatozoa yang menurun ini ditemukan pada 90 % pria dengan varikokel, sekalipun hormon testosteron dan gonadotropinnya normal. Dubin & Amelar mendapatkan bahwa kira-kira dua per tiga pria dengan varikokel yang dilakukan tindakan pembedahan akan mengalami perbaikan motilitas spermatozoanya.
Adanya sumbatan saluran sperma (vas) pada pria akan menunjukkan azoospermia, kadar hormonal dalam batas-batas normal (FSH, LH, Testosteron) dan volume testis normal (16-30 ml), dapat dilakukan tindakan pembedahan mikro (vasoepididimostomi) dapat membantu dengan 90% ejakulatnya mengandung spermatozoa , akan tetapi angka kehamilannya berkisar antara 5- 30 %.
Pada penderita dengan gangguan spermatogenesis yang penyebabnya idiopatik, beberapa pengobatan telah diberikan dan ternyata memberikan hasil yang cukup menggembirakan. Beberapa diantaranya adalah: Androgen seperti mesterolon dan fluoksimestron yang diberikan peroral, Klomifen sitrat, Gonadotropin (HCG, HMG, HCG+HMG), Fosfolipid esensial, seng (Zn), dan vitamin E (Dalton, 1985). Inseminasi buatan suami (AIH), inseminasi buatan dengan menggunakan sperma suami dapat dilakukan pada keadaan-keadaan: Gangguan transpor sperma ke dalam vagina seperti pada impotensi, ejakulasi retrogrid, hipospadia/epispadia; Kualitas dan kuantitas spermatozoa terganggu; Gangguan penetrasi spermatozoa ke kanalis servikalis (Hughes et al,1987; Hinting,1999).
Beberapa cara inseminasi buatan yang umum dilakukan ialah : paraservikal, intraservikal dan intrauteri. Ternyata cara pengobatan infertilitas konvensional yang telah disebutkan di atas tidak terlalu menggembirakan, karena keberhasilannya tidak memuaskan 100 persen dalam memperbaiki kesuburan. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang reproduksi telah memberikan harapan baru bagi pasangan infertil untuk mewujudkan keinginannya mempunyai anak. Tenologi kedokteran yang membantu pasangan infertil untuk berhasil hamil dan melahirkan anak, secara umum disebut Teknologi Reproduksi Dibantu (Assisted Reproductive Technology = ART). Pada dasarnya teknologi ini tidak memperbaiki kesuburan, teknologi ini langsung menerobos menuju pada masalah keinginan menjadi hamil dan mempunyai anak, tanpa mencoba memperbaiki kesuburan yang terganggu.
Beberapa cara ART telah dicoba dan diterapkan untuk menangani kasus infertilitas, yaitu In vitro fertilization – Embryo Transfer (IVF-ET), yang secara populer disebut bayi tabung. Ternyata keberhasilan cara-cara tersebut juga belum memuaskan, khususnya pada kasus-kasus OligoAsthenoTeratozoospermia berat (Hinting,1999).
Dalam perkembangannya kemudian, didapatkan cara yang lebih canggih yaitu cara fertilisasi dengan bantuan manipulasi secara mikro ialah cara Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) yang baru pada tahun 1992 dipublikasikan kehamilan pertamanya. Teknik ICSI hanya menggunakan satu spermatozoa untuk membuahi satu oosit untuk menghasilkan fertilisasi dan kehamilan. Cara ICSI telah memungkinkan terjadinya kehamilan walaupun sperma dalam keadaan Oligoastenoteratozoospermia yang berat , bahkan dalam keadaan azoospermia obstruktif. Dalam keadaan azoospermia (obstruktif), maka sel spermatozoa diambil dari epididimis atau testis. Pengambilan sel spermatozoa dari epididimis atau testis dapat dilakukan dengan cara Percutaneus Epididymal Sperm Aspiration (PESA) atau Microsurgical Epididymal Sperm Aspiration (MESA), sedangkan spermatozoa dari testis diambil dengan cara Testicular Sperm Extraction (TESE) (Soebadi,1999).
Dengan cara ICSI nampaknya merupakan harapan terbaru bagi pasangan infertil, khususnya yang disebabkan karena gangguan reproduksi berat di pihak pria. Sayangnya biaya yang diperlukan cukup tinggi, sehingga tidak semua pasangan infertil yang gangguan reproduksinya berat bisa menjangkau cara penanganan ICSI ini.
faktor ketidaksuburan menjadi momok paling menakutkan bagi pria dan wanita dewasa. Meskipun ketidaksuburan bisa disebabkan oleh factor genetic, juga bisa karena hal di luar genetic.
Infertilitas atau ketidaksuburan yang disebabkan oleh faktor genetik tentu sulit dicegah. Namun, kemandulan yang disebabkan oleh hal-hal di luar genetik, seperti gaya hidup dan pola makan, sangat mungkin untuk dicegah.
"Makanan biasanya ada zat oksidannya dan itu mengganggu proses reproduksi. Karena itu sebaiknya mengonsumsi makanan tambahan atau suplemen yang mengandung antioksidan," kata dokter spesialis Andrologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr dr Wahyuning Ramelan, SpA & K di Jakarta, sebagaimana dikutip dari blog kesehatanalami.com.
Kondisi emosi yang stres dan kebiasaan merokok akan memengaruhi kesehatan dan jumlah produksi sperma pun akan berkurang atau menurun.
Bahkan pada perempuan yang merokok atau perpapar asap rokok akan membahayakan kesehatan janin. Begitu pun pola konsumsi makanan, dianjurkan agar mengonsumsi makanan sehat dan menghindari makanan berpengawet.
Prof Dr dr Ali Baziad, SpOG & K dari Brawijaya Women & Children's Hospital Jakarta mengatakan bahwa tidak hanya menghindari makanan yang mengandung oksidan dan berhenti merokok, yang harus dihindari juga adalah medan elektromagnetik. Seperti medan elektromagnetik yang dipacarkan handphone.
Wahyuning Ramelan, juga mengingatkan untuk menghindari penyakit menular seksual. Penyakit ini bisa mengakibatkan infertilitas pada laki-laki karena infeksi tersebut menyumbat saluran keluar sperma, bahkan sampai merusak spermatogenesis (proses pembentukan sperma).
Jadi jika ingin mendapat momongan, yang terpenting, jalani pola hidup sehat, makan makanan yang bergizi baik, hindari paparan medan elektrostatik, elektromagnetik, hindari rokok, dan silakan menambah antioksidan.















ROLE PLAY
            pada hari minggu pasangan suami istri melakukan konsultasi di BPS mengenai masalah yang sedang di alaminya
Pak hadi dan bu lina : “ assalamualaikum”
Bidan              : ­“ waalaikumsalam, apa kabar pak bu silahkan duduk ?”
Pak Hadi         : “ alhamdulillah baik bu, kita ada janji kan bu konsultasi hari ini?”
Bidan              :“ oh ya saya sudah menunggu kedatangan bapak dan ibu, memangnya ada                                                                                                                              permasalahan apa bu, pak ?”
Bu Lina           :“ maaf bu bidan sebelumnya ya, sebenarnya saya malu menceritakan ini pada ibu bidan “
Bidan                          :” kenapa malu bu, tenang saja saya disini memang bertugas untuk menangani masalah pasien-pasien saya dan insyaalloh jika saya mampu saya bantu ibu dan bapak, memang nya ada apa?”
Pak Hadi         :” saya dan istri saya sudah menikah selama 3 tahun tapi belum juga dapat momongan bu.”
Bidan                          :”sebelumnya saya mau tanya ,apakah ibu tiap bulannya mengalami menstruasi dengan teratur ?”
Ibu                   :” saya selalu teratur dalam menstruasi, tiap bulannya “.
Bidan              :” maaf kalau bapak kerja di mana ? ”
Pak Hadi         : “ Saya kerja sebagai guru di cianjur “
Bidan                          : “ tinggal bersama dengan ibu atau bapak jarang pulang karena tepat kerja     bapak jauh dari rumah sehingga bapak jarang bertemu dengan ibu ?”
Pak Hadi         : “ Saya dan ibu tinggal bersama tiap hari, bahkan kami kerja juga bersamaan di SD NUSA INDAH”

Bidan              : “ mohon maaf ya bu ”. ibu dengan bapak berhubungan seks berapa kali dalam seminggu ?”
Ibu Lina          :” ah malu bu “
Bidan                          : “ tidak apa-apa ,saya disini bertanya untuk tau apa permasalahan ibu sehingga saya bisa menentukan masalah ibu dan bapak ?”
Pak Hadi         :”saya berhubungan 3 kali seminggu bu  bidan”.
Bidan              :”hmmm (sambil mencatat ), bagaimana pola makan dan ibu setiap hari?”
Ibu Lina          :”pola makan saya dan suami baik, penuh dengan kandungan gizi kok bu.”
Bidan              : “ apakah bapak dan ibu merokok ?”
Bapak Hadi     :” alhamdulillah saya dan istri tidak merokok bu bidan.”
Bidan              :” Bagus kalau begitu, semua data yang saya tanyakan ibu sehat tetapi saya belum tau kondisi bapak ,seperti sperma bapak alat reproduksi bapak bagaimana ,normal atau tidak .”
Ibu Lina          :” O.. dari bapak juga bisa mempengaruhi ya ibu bidan?”
Ibu Bidan        :” Iya tentu saja yang membuahi ibu kan suami ibu sendiri”
Bapak Hadi     :”tetapi dalam pemeriksaan ibu bidan kami itu masih bisa punya anak atau tidak?”
Bidan                          :” baik bapak ibu begini saja ya, banyak sekali faktor yang menyebabkan ibu dan bapak tidak mempunyai keturunan, tetapi ibu dan bapak jangan dulu putus asa , disini berdasarkan data dari bapak dan ibu, semuanya baik mungkin saya sarankan bapak melakukan tes laboratorium untuk mengetahui  kualitas sperma bapak.”
Bapak Hadi     :” oh begitu ya bu,.ada lagi gak bu bidan solusi yang lainnya?”
Bu bidan           :” dalam hubungan seks juga pak , Pada hal yang benar adalah hubungan seks harus dilakukan secara teratur sesuai dengan periode pematangan spermatozoa (2-3 hari) dengan demikian akan diperoleh spermatozoa yang sehat dan berkualitas. Juga masalah posisi dan pascaejakulasi yang benar adalah pihak wanita tidur terlentang (bila perlu diberi bantal dibawah pantat) dan istirahat 1-2 jam, setelah itu baru bisa membersihkan diri. Hal ini untuk memberi kesempatan pada spermatozoa pada forniks posterior vagina untuk melakukan penetrasi ke dalam kanalis servikalis.
Ada tips buat bapak dan ibu Jadi jika ingin mendapat momongan, yang terpenting, jalani pola hidup sehat, makan makanan yang bergizi baik, hindari paparan medan elektrostatik, elektromagnetik, hindari rokok, dan silakan menambah antioksidan.”
Ibu Lina          :” O.. begitu ya bu, baik saya akan mencoba memeriksakan suami saya ke laboratorium untuk memastikan apakah sperma bapak baik atau tidak .”
Bidan              :” ya lebih bagus, jadi ibu dan bapak tau siapa yang menyebabakan bapak dan ibu tidak bisa mempunyai keturunan .”
Bapak Hadi     :” ya bu bidan mudah-mudahan kami berdua baik-baik saja ya !”
Bidan              :” ya tentu saja saya doakan mudah-mudahan bapak dan ibu sehat dan bisa mempunyai keturunan .”
Bapak dan Ibu            :” amin ibu bidan”.
Ibu Lina          :”Sebelummya terimakasih ya bu bidan atas informasinya sehingga saya dan suami bisa tau permasalahan yang kami alami “
Bidan              : “ya sama-sama, semoga bapak dan ibu cepat-cepat di beri keturunan.”
Bapak Hadi     :” ya saya pamit ibu bidan, sekali lagi terimakasih”
Bidan              :”ya sama-sama, sampai ketemu lagi dilain waktu”
Bapak  dan Ibu :”asalamualaikum”.






           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar