BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit
Jantung Koroner (PJK) merupakan salah satu dari banyak penyakit yang mematikan
dan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Data statistik dunia melaporkan
tentang insiden terbesar dan prevalensi PJK di dunia ternyata semakin
meningkat. Menurut WHO diperkirakan pada tahun 2005 tardapat 17,5 juta orang
meninggal karena penyakit kardiovaskuler, mewakili 30% dari seluruh kasus
kematian di dunia. Dari kematian ini, 7,6 juta diantaranya terkena serangan
jantung dan 5,7 juta diantaranya stroke (Cristoper. C ,2010).
Hal ini
diperkirakan dua kali lipat dalam dua dekade mendatang, menjadikannya penyebab
utama terbesar kematian pada tahun 2010 Sementara penyebab utama PJK, dari
sudut pandang kesehatan masyarakat terlihat jelas bahwa peralihan pada pola
makan (diet) dan gaya hidup dengan urbanisasi dapat menjadi potensi
meningkatnya resiko terkena PJK (Shivaramakrishna. 2010).
BAB II
TEORI
2.1
Pengertian Biolistrik
Biolistrik adalah segala
yang bersangkutan dengan kelistrikan yang dihasilkan oleh tubuh.
Kelistrikan yang dimaksud adalah segala yang berkaitan dengan
muatan-muatan, ion-ion yang terdapat di dalam tubuh dan medan
listrik yang dihasilkan oleh ion-ion dan muatan-muatan tersebut,
serta tegangan yang dibangkitkannya. Tegangan (voltage) listrik
atau sering disebut potensial listrik dapat dihasilkan oleh sel-sel tubuh.
Tegangan yang dihasilkan disebut sebagai tegangan-bio atau
biopotensial. Tegangan yang paling besar dihasilkan oleh
sel-sel saraf (nerve) dan sel-sel otot (muscle). Tegangan
yang terjadi pada sel, (selanjutnya disebut tegangan sel (cell potentials)),
terus menerus terjaga keberadaannya, dan untuk menjaganya, sejumlah besar
energi dibutuhkan. Jadi, energi yang disuplai ke dalam tubuh,
sebanyak paling tidak 25% digunakan untuk menjaga kehadiran
tegangan pada sel. Tegangan sel dapat bertahan konstan dalam jangka
waktu yang lama, namun dapat pula diubah melalui suatu perlakuan
internal maupun eksternal dalam bentuk gangguan atau rangsangan (fires).
Pengubahan nilai tegangan pada sel akan menghasilkan suatu pulsa
tegangan (voltage pulses). Efek yang ditimbulkan oleh
pengubahan tegangan ini sangat bergantung pada jenis selnya. Sel-sel
saraf, oleh karena pengubahan nilai tegangan selnya, dapat
menghasilkan pulsa tegangan yang dapat dirambatkan ke berbagai sel lainnya
untuk memberi informasi tentang hal-hal yang
kita rasakan dari panca indra. Aktivitas sekumpulan sel-sel
ditentukan oleh keadaan tegangan yang dihasilkannya dan dapat diukur
melalui suatu alat pengukur pulsa-pulsa tegangan. Alat elektroencephalogram
(EEG) digunakan untuk merekam pulsa-pulsa tegangan yang dihasilkan oleh aktivitas
sel-sel saraf otak.
Alat elektrocardiogram (ECG)
digunakan untuk merekam pulsa-pulsa tegangan yang
dihasilkan oleh aktivitas sel-sel otot, khususnya otot jantung.
dihasilkan oleh aktivitas sel-sel otot, khususnya otot jantung.
2.2 Sel Otot Jantung Dan Pengukuran Biolistriknya
Pengukuran bioleketrik
(biopotensial) sel otot yang paling sering dilakukan adalah terhadap otot
jantung. Aktivitas otot jantung dapat dipelajari dari
hasil pengukuran biopotensialnya. Alat yang digunakan adalah electrocardiogram (ECG). Potensial
aksi yang dihasilkan oleh sel otot berdurasi lebih lama (~100 mdet)
dibandingkan potensial aksi yang dihasilkan oleh sel saraf (~5
mdet).
Permeabilitas membran sel
otot terhadap ion-ion cairan tubuh berbeda dengan permeabilitas
sel saraf. Itulah sebabnya pola potensial aksi yang
dihasilkan menjadi berbeda. Namun secara prinsip
pada membran sel otot juga terjadi proses depolarisasi dan repolarisasi.
Potensial aksi yang terjadi pada sel otot menyebabkan terjadinya proses
kontraksi. Kontraksi otot menghasilkan gaya yang dapat menggerakkan
tubuh. Kontraksi sel-sel otot secara bersama (misalnya otot
paha) terjadi karena ada kontak listrik yang baik antar sel
pada otot tersebut. Oleh karena itu, potensial aksi dari sel otot yang
satu dapat dirambatkan ke sel otot yang lain. Bagaimana sel otot jantung
bekerja sehingga menghasilkan pola grafik pulsa potensial
melalui pengukuran dengan menggunakan alat electroencephalogram (ECG).
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada
(toraks). Lapisan yang mengitari jantung disebut perikardium, yang
terdiri dari 2 lapisan :
1.perikardium parietalis, yaitu lapisan luar yang
melekat pada tulang dada dan lapisan paru,
2.perikardium viseralis, yaitu lapisan permukaan
jantung yang juga disebut epikardium.
Di antara kedua lapisan ini
terdapat sedikit cairan pelumas yang disebut cairan perikardium,
yang berfungsi mengurangi gesekan yang disebabkan oleh gerakan jantung
saat memompa darah. Jantung memiliki sebanyak 4 ruang. 2 ruang yang
berdinding tipis yang disebut dengan
atrium (bilik), yaitu atrium kiri (Left Atrium, LA) dan atrium
kanan (Right Atrium, RA). 2 ruang berdinding tebal yang disebut
dengan ventrikel (serambi), yaitu ventrikel kiri (Left Ventricle, LV)
dan ventrikel kanan (Right Ventricle, RV). Keempat ruang pada jantung
dan sistim sirkulasi darah di dalamnya secara skematik ditunjukkan pada
gambar 1.
Siklus peredaran darah pada
jantung adalah : darah yang berasal dari seluruh organ tubuh ditarik
masuk ke atrium kanan (RA) melalui vena (vein) kava superior
dan vena kava inferior, kemudian dipompa ke ventrikel kanan (RV)
melalui katub (valve) tricuspid, selanjutnya dipompakan
ke paru-paru melalui arteri pulmonalis yang melewati katub
pulmonary. Darah yang sampai di paru-paru akan mengikat oksigen yang berasal
dari udara yang dihirup. Darah yang sudah mengikat oksigen di paru-paru
ditarik ke atrium kiri (LA) melalui 4 saluran vena pulmonalis
yang kemudian dipompa ke ventrikel kiri (LV).
Gambar 1. Skema sederhana pembagian
ruang pada jantung dan sistim sirkulasi darah di dalamnya.Darah yang sudah
tertampung di ventrikel kiri yang sudah kaya dengan oksigen kemudian dipompakan
ke seluruh organ tubuh melalui aorta (artery). Seperti
disebutkan di atas, ada 4 katub yang dimiliki oleh jantung,
yaitu :
1.katub tricuspid (tricuspid valve), yaitu:
katub yang menghubungkan atrium kanan (RA) dengan ventrikel
kanan (RV),
2.katub pulmonary (pulmonary valve), yaitu: katub yang
menghubungkan ventrikel kanan (RV) dengan saluran pembuluh darah
artery,
3.katub mitral (mitral valve), yaitu: katub yang
menghubungkan atrium kiri (LA) dengan ventrikel kiri (LV), dan
4.katub aortic (aortic valve), yaitu: katub yang
menghubungkan ventrikel kiri (LV) dengan pembuluh darah artery.
Katub-katub di atas
digunakan untuk mengendalikan arah aliran darah. Katub tricuspid
hanya membolehkan darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel
kanan, arah sebaliknya tidak diizinkan. Katub pulmonary
hanya membolehkan darah mengalir dari ventrikel kanan ke pembuluh
darah arteri menuju paru-paru, arah sebaliknya tidak diizinkan. Katub
mitral hanya membolehkan darah mengalir dari atrium kiri
ke ventrikel kiri, arah sebaliknya tidak diizinkan. Dan,
katub aortic hanya membolehkan darah mengalir dari ventrikel kiri ke
pembuluh darah arteri menuju ke seluruh tubuh, arah sebaliknya tidak
diizinkan. Pada saat atrium berkontraksi, darah yang berada di atrium
kanan akan didorong masuk ke ventricle kanan melalui katub tricuspid
(gambar 4.8-1) dan darah yang berada di atrium kiri akan
didorong masuk ke ventricle kiri melalui katub mitral.
Selama proses ini katub pulmonary dan katub aortic berada dalam
keadaan tertutup karena tekanan yang sangat tinggi pada pembuluh
arteries yang menghubungkan RV dengan paru-paru dan yang menghubungkan LV
dengan tubuh. Setelah atrium kiri dan kanan berkontraksi, selanjutnya
giliran ventricle kiri dan kanan berkontraksi. Kontraksi ventricle
kanan akan mendorong darah ke paru-paru melalui katub pulmonary,
dan kontraksi ventricle kiri (LV) akan mendorong darah ke seluruh
bagian tubuh melalui katub aortic.
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu
sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan
rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang electroda pada
badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk menentukan kondisi
jantung dari pasien. Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat
elektrokardiograf. Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung
secara langsung. Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas
naik-turunnya suatu kontraktilitas
a. Fungsi Elektrokardiogram (EKG)
1.
Merupakan standar terbaik untuk mendiagnosis aritmia
jantung
2.
Memandu tingkatan terapi dan resiko untuk pasien yang
dicurigai ada infark otot jantung
3.
Membantu menemukan gangguan elektrolit seperti hiperkalemia
dan hipokalemia
4.
Memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi seperti blok
cabang berkas kanan dan kiri
5.
Sebagai alat untuk mencegah penyakit jantung sistemik
selama uji stres jantung
6.
Mendeteksi penyakit bukan jantung seperti emboli paru
dan hipotermia
b.
Elektroda EKG
Fungsi dasar dari elektroda adalah
mendeteksi sinyal kelistrikan jantung. Fungsi dari transducer adalah untuk
mengkonversi informasi biologis menjadi sinyal elektrik yang dapat diukur.
Transducer ini dipakai dengan menggunakan interface jelly
electrode-electrolyte. Dengan menggunakan elektroda Ag/AgCl mengurangi noise
dengan frekuensi rendah pada sinyal EKG yang terjadi karena pergerakan.
Signal EKG yang berasal dari jantung
merambat keseluruh tubuh dan mempunyai magnitude dengan arah tertentu (cardiac
vector). Untuk mendeteksi signal EKG, ditentukan tittik-titik referensi
pengukuran untuk menempatkan elektroda. Pengukuran signal EKG dilakukan dengan
pemilihan tiga titik bipolar (diperkenalkan pertama kali oleh Einthoven)
sehingga disebut dengan istilah segitiga Einthoven.
1.
Lead I : potensial antara Right Arm (RA) terhadap Left
Arm (LA)
2.
Lead II : potensial antara Right Arm (RA) terhadap
Left Leg (LL)
3.
Lead III : potensial antara Left Arm (LA) terhadap
Left Leg (LL)
c.
Prinsip Kerja EKG
EKG mencatat
perubahan impuls yang diakibatkan penjalaran potensial membran jantung.
Penjalaran potensial membran ini dapat dicatat karena tubuh mampu untuk
menjalarkan impuls ini. Sehingga elektroda yang ditempelkan pada ujung-ujung
ekstremitas merupakan interpretasi dari perubahan impuls yang terjadi di jantung
(Guyton, 1997).
Rangsangan listrik jantung yang berasal dari nodus SA dan menyebar ke atrium, nodus AV dan akhirnya ke ventrikel dapat direkam dalam bentuk EKG. Gelombang yang terekam secara alfabetis diberi nama P, Q, R, S, T dan U.
Rangsangan listrik jantung yang berasal dari nodus SA dan menyebar ke atrium, nodus AV dan akhirnya ke ventrikel dapat direkam dalam bentuk EKG. Gelombang yang terekam secara alfabetis diberi nama P, Q, R, S, T dan U.
Gelombang P, QRS,
T dan U direkam pada kertas khusus. Ada dua macam sistem yang biasa digunakan
untuk mecatat gelombang EKG yaitu dengan menggunakan pemanas atau menggunakan
semprotan tinta. Pada sistem dengan pemanas, jarum (stylus) yang dipanasi
menempel pada kertas EKG sehingga menyebabkan bekas hitam atau biru membentuk
gambaran EKG. Makin panas maka makin tebal gambaran garis pada kertas EKG,
sistem inilah yang paling banyak dipakai. Sistem kedua adalah dengan
menggunakan injektor tinta, dimana rekaman EKG dibuat dari semprotan tinta
(Munawar, 2003).
Kertas EKG sudah
siap dengan garis-garis halus vertikal dan horizontal. Garis-garis ini
membentuk bujur sangkar kecil dengan sisi 1mm. Setiap 5mm garis vertikal maupun
horizontal terdapat garis yang lebih tebal membentuk bujur sangkar yang
memiliki sisi 5mm. Yang harus diperhatikan dalam membuat EKG adalah kecepatan
kertas dan amplitudo (Munawar, 2003).
Aliran listrik pada
jantung memiliki besar dan arah (vektor). Karena aliran listrik jantung
merupakan vektor maka pencatatan dilakukan dari berbagai tempat. Ada 12 tempat
sadapan EKG. Enam sandapan yaitu sandapat ekstremitas terdiri dari I, II, III,
aVR, aVL, aVF (Munawar, 2003). Sandapan I,II,III merupakan sandapan bipolar
yang ditujukan untuk menilai perbedaan potensial pada dua titik. Sandapan aVR,
aVL, aVF merupakan sandapan unipolar yang ditujukan untuk menilai perbedaan
potensial dengan potensial nol (Price, 2005). Enam sandapan lainnya merupakan
sandapan prekordial. Sandapan V1 terletak pada SIC IV linea sternalis dextra,
V2 pada SIC IV lenia sternalis sinistra, V4 terletak pada SIC 5 linea
midsternalis, V3 terletak antara V2 dan V4, V5 dan V6 terletak setinggi V4 di
sebelah lateral V4 (Guyton, 1997).
Sandapan I merekam
perbedaan tegangan antara lengan kiri dan lengan kanan. Sandapan II merekam
perbedaan tegangan antara lengan kanan dengan kaki kiri. Sandapan III merekam
perbedaan tegangan antara tangan kiri dengan kaki kiri (Munawar, 2003).
d. Cara
menginterpretasikan pola tegangan hasil pengukuran EKG.
1.
Tentukan iramanya, teratur atau tidak, dengan cara melihat jarak antara QRS
satu dengan QRS berikutnya, jaraknya sama atau tidak.
2.
Tentukan frekuensi denyut jantung dari gelombang yang diperoleh.
3.
Tentukan gelombang P, normal atau tidak, juga lihat apakah setiap gelombang P
selalu diikuti oleh gelombang QRS.
4.
Tentukan interval PR, normal atau tidak.
5.
Tentukan gelombang QRS, normal atau tidak.
Irama gelombang EKG yang normal
(bila pulsa tegangan berawal dari SA node) adalah berirama sinus (Sinus
Rhythm), yaitu :
- Irama :
teratur
-
Frekuensi denyut : 60 – 100 kali/menit
-
Gelombang P : normal, setiap gelombang P diikuti gelombang QRS dan gelombang T
-
Interval PR : Normal (0,12 – 0,20 detik)
-
Gelombang QRS : Normal (0,06 – 0,12 detik)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Penyakit Jantung Koroner
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
disebut juga Arteri Koroner. Arteri koroner adalah pembuluh darah di jantung
yang berfungsi menyuplai makanan bagi sel-sel jantung. Penyakit
jantung koroner terjadi bila pembuluh arteri koroner tersebut tersumbat atau
menyempit karena endapan lemak, yang secara bertahap menumpuk di dinding arteri.
Proses penumpukan itu disebut aterosklerosis, dan bisa
terjadi di pembuluh arteri lainnya, tidak hanya pada arteri koroner.
Kurangnya pasokan darah karena
penyempitan arteri koroner mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina, yang
biasanya terjadi saat beraktivitas fisik atau mengalami stress. Bila darah
tidak mengalir sama sekali karena arteri koroner tersumbat, penderita dapat
mengalami serangan jantung yang mematikan. Serangan jantung tersebut dapat
terjadi kapan saja, bahkan ketika sedang beristirahat.
Penyakit jantung koroner juga dapat
menyebabkan daya pompa jantung melemah sehingga darah tidak beredar sempurna ke
seluruh tubuh (gagal jantung). Penderita gagal jantung akan sulit bernafas
karena paru-parunya dipenuhi cairan, merasa sangat lelah, dan bengkak-bengkak
di kaki dan persendian.
3.2 Penyebab
Penyebab jantung koroner
adalah karena penumpukan zat lemak secara berlebihan di lapisan dinding nadi
pembuluh koroner, yang dipengaruhi oleh pola makan yang kurang sehat. Kecanduan
rokok, hipertensi, kolesterol tinggi juga dapat menjadi penyebab penyakit
jantung koroner.
3.3 Gejala
Gejala jantung koroner diantaranya
seperti:
- Nyeri di dada, lebih spesifiknya nyeri di dada bagian tengah yang menjalar sampai ke lengan kiri atau leher, bahkan sampai ke punggung. Nyeri dada seperti ini adalah nyeri khas dari penyakit jantung koroner. Nyeri ini timbul hanya ketika melakukan aktifitas fisik dan akan berkurang saat beristirahat.
- Gejala penyerta seperti keringat dingin dan timbulnya rasa mual.
3.4 Pengobatan
a. Pengobatan
Tradisional
Berikut resep tradisional racikan dari
Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma:
- 1-3 buah mengkudu/pace/noni yang matang di cuci dan dipotong-potong, kemudian diblender dengan air secukupnya dan direbus hingga mendidih. Tambahkan madu secukupnya, lalu diminum.
- 2-3 buah mengkudu/pace/noni yang matang dicuci bersih dan dipotong-potong + 10 butir angco, dibuang bijinya. Semua bahan diblender dengan air secukupnya, tambahkan 10 gram bubuk umbi daun dewa (thien chi). Aduk rata, lalu diminum.
- 2 buah mengkudu/pace/noni yang matang, dicuci dan dipotong-potong + 30 gram daun dewa direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Saring, tambahkan madu secukupnya. Aduk rata lalu diminum.
Pilih salah satu resep
dan lakukan secara teratur. Resep tersebut untuk membantu proses penyembuhan. Tetaplah konsultasi ke dokter.
b. Pengobatan Medis
Pada
prinsipnya pengobatan (PJK) ditujukan untuk agar terjadi keseimbangan lagi antara
kebutuhan oksigen jantung dan penyediaannya. Aliran darah melalui arteri
koronaria harus kembali ada dan lancar untuk jantung. Pengobatan awal biasanya
segera diberikan tablet Aspirin yang harus dikunyah. Pemberian obat ini akan mengurangi
pembentukan bekuan darah di dalam arteri koroner. Pengobatan penyakit jantung
koroner adalah meningkatkan suplai (pemberian obat-obatan nitrat, antagonis
kalsium) dan mengurangi demand (pemberian beta bloker), dan yang penting
mengendalikan risiko utama seperti kadar gula darah bagi penderita kencing
manis, optimalisasi tekanan darah, kontrol kolesterol dan berhenti merokok.
Jika dengan
pengobatan tidak dapat mengurangi keluhan sakit dada, maka harus dilakukan
tindakan untuk membuka pembuluh koroner yang menyempit secara intervensi
perkutan atau tindakan bedah pintas koroner (CABG). Intervensi perkutan yaitu
tindakan intervensi penggunaan kateter halus yang dimasukkan ke dalam pembuluh
darah untuk dilakukan balonisasi yang dilanjutkan pemasangan ring (stent)
intrakoroner.
Gambar. Bedah
pintas koroner
3.5 Faktor
Risiko
1. Kadar Kolesterol Tinggi.
Penyebab penyakit jantung koroner adalah endapan lemak
pada dinding arteri koroner, yang terdiri dari kolesterol dan zat
buangan lainnya. Untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner, Anda harus
menjaga kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks
yang secara alamiah dihasilkan tubuh dan bermanfaat bagi pembentukan dinding
sel dan hormon. Dua pertiga kolesterol diproduksi oleh hati (liver), sepertiga
lainnya diperoleh langsung dari makanan. Kolesterol diedarkan dalam darah
melalui molekul yang disebut lipoprotein. Ada dua jenis lipoprotein, yaitu low-density
lipoprotein (LDL), and high-density lipoprotein (HDL).
LDL mengangkut kolesterol dari hati ke sel-sel tubuh.
HDL berfungsi sebaliknya, mengangkut kelebihan kolesterol ke hati untuk diolah
dan dibuang keluar. LDL yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan kolesterol
pada dinding arteri sehingga disebut “kolesterol jahat”. Kadar LDL yang optimal
adalah 100- 129 mg/dL. Kelebihan LDL menyebabkan HDL “kewalahan” membuang
kolesterol yang berlebih. Total kolesterol yang dianjurkan (HDL + LDL) adalah
di bawah 200 mg/dL (border line = 240).
Tekanan darah tinggi menambah kerja jantung sehingga
dinding jantung menebal/kaku dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Ada dua pengukuran tekanan darah. Tekanan sistolik
adalah tekanan darah yang memancar dari jantung ke seluruh tubuh. Tekanan
diastolik adalah tekanan darah yang kembali mengisi jantung. Secara umum orang
dikatakan menderita hipertensi bila tekanan darah sistolik/diastoliknya di atas
140/90 mmHg.
3. Trombosis
Trombosis adalah gumpalan darah pada arteri atau vena.
Bila trombosis terjadi pada pembuluh arteri koroner, maka Anda berisiko terkena
penyakit jantung koroner. Trombosis biasanya berada pada dinding pembuluh yang
menebal karena aterosklerosis. Merokok meningkatkan risiko trombosis hingga
beberapa kali lipat.
4. Kegemukan.
Kegemukan (obesitas) meningkatkan risiko tekanan darah
tinggi dan diabetes. Orang yang kegemukan juga cenderung memiliki kadar HDL
rendah/LDL tinggi.
Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung koroner,
terlebih bila kadar gula darah tidak dikontrol dengan baik. Dua pertiga
penderita diabetes meninggal karena penyakit jantung dan gangguan
kardiovaskuler lainnya.
6. Penuaan.
Risiko penyakit jantung koroner meningkat seiring
usia. Semakin tua, semakin menurun efektivitas organ-organ tubuh, termasuk
sistem kardiovaskulernya. Lebih dari 80 persen penderita jantung koroner
berusia di atas 60 tahun. Laki-laki cenderung lebih cepat terkena dibandingkan
perempuan, yang risikonya baru meningkat drastis setelah menopause.
7. Keturunan.
Risiko Anda lebih tinggi bila orang tua Anda juga
terkena penyakit jantung koroner, terlebih bila mulai mengidap di usia kurang
dari 60 tahun.
3.6 Cara
Mengurangi Risiko
Meskipun tidak dapat melawan penuaan dan mempengaruhi
garis keturunan, Anda dapat melakukan hal berikut untuk mengurangi risiko
penyakit jantung koroner:
- Mengurangi konsumsi daging berlemak jenuh tinggi.
- Memperbanyak makan buah, sayuran dan biji-bijian yang mengandung antioksidan tinggi (Vitamin A, C dan E). Antioksidan mencegah lemak jenuh berubah menjadi kolesterol.
- Menghindari stress. Stress dapat menimbulkan ketidakseimbangan fungsi tubuh, meningkatkan tekanan darah serta membuat Anda merokok dan makan berlebihan.
- Tidak merokok dan minum kopi berlebihan.
- Rajin berolah raga. Olah raga aerobik selama 30 menit setiap hari, 3-4 kali seminggu dapat memperkuat jantung, membakar lemak dan menjaga kesimbangan HDL dan LDL.
3.7 Tips
Pencegahan Penyakit Jantung Koroner Sejak Dini
- Pola makan sehat
Hindari
makanan yang banyak mengandung lemak atau yang mengandung kolesterol tinggi.
Seafood memiliki kandungan kolesterol tinggi yang dapat membahayakan jantung.
Kurangi menyantap makanan yang digoreng yang banyak mengandung lemak,
sebaliknya makanan dapat diolah dengan cara direbus, dikukus atau dipanggang.
Menggoreng dengan menggunakan minyak zaitun memiliki kandungan lemak yang
sedikit sehingga bisa menjadi pilihan bila harus mengolah makanan dengan cara
digoreng.
- Hindari juga makanan dengan kandungan gula tinggi
seperti
soft drink, usahakan menggunakan gula jagung. Jangan pula tertalu banyak
mengkonsumsi karbohirat, karena dalam tubuh, karbohidrat akan dipecah menjadi
lemak. Sebaliknya, konsumsi oat atau gandum yang dapat membantu menjaga jantung
tetap sehat.
- Menjaga Tubuh ideal dari kegemukan
karena
seseorang yang memiliki lingkar pinggang lebih dari 80 cm, berisiko lebih besar
terkena penyakit ini.
- Berhenti merokok
Mengisap
rokok sangat tidak baik untuk kesehatan jantung,
maka segera hentikan kebiasaan ini agar jantung tetap sehat.
- Hindari Stres
Stres
memang sangat sulit dihindari jika hidup di kota besar seperti Jakarta yang
dikenal karena kemacetan dan kesibukannya. Saat seseorang mengalami stres,
tubuhnya akan mengeluarkan hormon cortisol yang menyebabkan pembuluh darah
menjadi kaku. Hormon norepinephrine akan diproduksi tubuh saat menderita stres,
yang akan mengakibatkan naiknya tekanan darah. Maka, sangat baik bila Anda
menghindari stres baik di kantor atau di rumah.
- Hipertensi
Problem hipertensi atau tekanan darah tinggi juga bisa menyebabkan penyakit jantung. Hipertensi dapat melukai dinding arteri dan memungkinkan kolesterol LDL memasuki saluran arteri dan meningkatkan penimbunan plak. - Obesitas
Kelebihan berat atau obesitas meningkatkan tekanan darah tinggi dan ketidaknormalan lemak. Menghindari atau mengobati obesitas atau kegemukan adalah cara utama untuk menghindari diabetes. Diabetes mempercepat penyakit jantung koroner dan meningkatkan risiko serangan jantung. - Olahraga secara teratur
Anda
dapat melakukan kegiatan olahraga seperti berjalan kaki, jalan cepat, atau
jogging. Kegiatan olahraga yang bukan bersifat kompetisi dan tidak terlalu
berlebihan dapat menguatkan kerja jantung dan melancarkan peredaran darah ke
seluruh tubuh.
- Konsumsi antioksidan
Polusi
udara, asap kendaraan bermotor atau asap rokok menciptakan timbulnya radikal
bebas dalam tubuh. Radikal bebas dapat menyebabkan bisul atau endapan pada
pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyumbatan. Untuk mengeluarkan kandungan
radikal bebas dalam tubuh, perlu adanya antioksidan yang akan menangkap dan
membuangnya. Antioksidan dapat diperoleh dari berbagai macam buah-buahan dan
sayuran.
3.8 Gambaran EKG pada Penyakit Jantung
Koroner
Satu
dari tiga komponen penting dalam diagnosis penyakit jantungkoroner utamanya
sindrom koroner akut adalah EKG. Kombinasi riwayat penyakit yang khas dan
peningkatan kadar enzim jantung lebih dapat diandalkan dari pada EKG dalam
diagnosis infark miokard. EKG memiliki tingkat akurasi prediktif positif
sekitar 80%.
1.
Segmen ST dan Gelombang T pada Iskemia Miokard akan memperlambat proses
repolarisasi, sehingga pada EKG dijumpai perubahan segmen ST (depresi) dan
gelombang T (inversi) tergantung beratnya iskemia serta waktu pengambilan EKG.
Spesifitas perubahan segmen ST pada iskemia tergantung morfologinya. Diduga
iskemia jika depresi segmen ST lebih dari 0,5mm (setengah kotak kecil) dibawah
garis besline (garis isoelektris) dan 0,04 detik dari j point Pada
treadmill test, positif iskemia jika terdapat depresi segmen ST sebesar
1mm. Gambar 9. Variasi segmen ST (depresi) pada iskemia
2.
Perubahan/Evolusi EKG pada Injure MiokardSel miokard yang mengalami injuri
tidak akan berdepolarisasi sempurna,secara elektrik lebih bermuatan positif
dibanding daerah yang tidakmengalami injuri dan pada EKG terdapat gambaran
elevasi segmen ST pada sandapan yang berhadapan dengan lokasi injuri. Elevasi
segmen STbermakna jika elevasi > 1mm pada sandapan ekstremitas dan > 2mm
padasandapan prekordial di dua atau lebih sandapan yang menghadap daerahanatomi
jantung yang sama. Perubahan segmen ST, gelombang T dankompleks QRS pada injuri
dan infark mempunyai karakteristik tertentu sesuaiwaktu dan kejadian selama
infark. Aneurisma ventrikel harus dipikirkan jikaelevasi segmen ST menetap
beberapa bulan setelah infark miokard.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Biolistrik
adalah segala yang bersangkutan dengan kelistrikan yang dihasilkan
oleh tubuh. Kelistrikan yang dimaksud adalah segala yang berkaitan dengan
muatan-muatan, ion-ion yang terdapat di dalam tubuh dan medan
listrik yang dihasilkan oleh ion-ion dan muatan-muatan tersebut,
serta tegangan yang dibangkitkannya.
Tegangan
yang paling besar dihasilkan oleh sel-sel saraf (nerve) dan
sel-sel otot (muscle).
Alat elektroencephalogram (EEG) digunakan untuk
merekam pulsa-pulsa tegangan yang dihasilkan oleh aktivitas
sel-sel saraf otak.
Alat elektrocardiogram (ECG)
digunakan untuk merekam pulsa-pulsa tegangan yang
dihasilkan oleh aktivitas sel-sel otot, khususnya otot jantung
dihasilkan oleh aktivitas sel-sel otot, khususnya otot jantung
Permeabilitas
membran sel otot terhadap ion-ion cairan tubuh berbeda dengan
permeabilitas sel saraf. Itulah sebabnya pola potensial aksi yang
dihasilkan menjadi berbeda. Namun secara prinsip
pada membran sel otot juga terjadi proses depolarisasi dan repolarisasi.
Potensial aksi yang terjadi pada sel otot menyebabkan terjadinya proses
kontraksi. Kontraksi otot menghasilkan gaya yang dapat menggerakkan
tubuh
EKG ini
merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang
electroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk
menentukan kondisi jantung dari pasien.
Fungsi dasar dari elektroda adalah mendeteksi sinyal
kelistrikan jantung. Fungsi dari transducer adalah untuk mengkonversi informasi
biologis menjadi sinyal elektrik yang dapat diukur. Transducer ini dipakai
dengan menggunakan interface jelly electrode-electrolyte. Dengan menggunakan
elektroda Ag/AgCl mengurangi noise dengan frekuensi rendah pada sinyal EKG yang
terjadi karena pergerakan.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) disebut juga Arteri
Koroner. Arteri koroner adalah pembuluh darah di jantung yang berfungsi
menyuplai makanan bagi sel-sel jantung. Penyakit
jantung koroner terjadi bila pembuluh arteri koroner tersebut tersumbat atau
menyempit karena endapan lemak, yang secara bertahap menumpuk di dinding
arteri. Proses penumpukan itu disebut aterosklerosis, dan bisa
terjadi di pembuluh arteri lainnya, tidak hanya pada arteri koroner
Kecanduan rokok, hipertensi, kolesterol tinggi juga dapat menjadi penyebab
penyakit jantung koroner
Gejalanya Nyeri di dada, Gejala penyerta seperti keringat dingin dan
timbulnya rasa mual
Pengobatan
bisa di lakukan dengan pengobatan tradisional dengan memanfaatkan mengkudu dan
pengobatan medis Intervensi perkutan yaitu tindakan intervensi
penggunaan kateter halus yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk
dilakukan balonisasi yang dilanjutkan pemasangan ring (stent) intrakoroner.
Faktor Risikonya adalah Kadar kolesterol tinggi, Tekanan darah tinggi atau hipertensi,.Trombosis, kegemukan, diabetes melitus, penuaan, keturunan.
Cara mengurangi resiko
- Mengurangi konsumsi daging berlemak jenuh tinggi.
- Memperbanyak makan buah, sayuran dan biji-bijian yang mengandung antioksidan tinggi (Vitamin A, C dan E). Antioksidan mencegah lemak jenuh berubah menjadi kolesterol.
- Menghindari stress. Stress dapat menimbulkan ketidakseimbangan fungsi tubuh, meningkatkan tekanan darah serta membuat Anda merokok dan makan berlebihan.
- Tidak merokok dan minum kopi berlebihan.
- Rajin berolah raga. Olah raga aerobik selama 30 menit setiap hari, 3-4 kali seminggu dapat memperkuat jantung, membakar lemak dan menjaga kesimbangan HDL dan LDL.
Tips Pencegahan Penyakit Jantung Koroner Sejak Dini
- Pola makan sehat
- Hindari juga makanan dengan kandungan gula tinggi
- Menjaga Tubuh ideal dari kegemukan
- Berhenti merokok
- Hindari Stres
- Hipertensi
- Obesitas
- Olahraga secara teratur
- Konsumsi antioksidan
Segmen ST dan Gelombang T pada Iskemia Miokard akan memperlambat proses
repolarisasi, sehingga pada EKG dijumpai perubahan segmen ST (depresi) dan
gelombang T (inversi) tergantung beratnya iskemia serta waktu pengambilan EKG.
Spesifitas perubahan segmen ST pada iskemia tergantung morfologinya
Perubahan/Evolusi EKG pada Injure MiokardSel miokard yang mengalami
injuri tidak akan berdepolarisasi sempurna,secara elektrik lebih bermuatan
positif dibanding daerah yang tidakmengalami injuri dan pada EKG terdapat
gambaran elevasi segmen ST pada sandapan yang berhadapan dengan lokasi injuri.
4.2 SARAN
Penyusun berharap
seluruh pembaca makalah tentang PJK atau Penyakit jantung Koroner khususnya
untuk mahasiswa kebidanan dapat menjadikan sumber ilmu dan inspirasi untuk
menambah pengetahuan dan wawasan. Serta dapat mencegah terjadinya penyakit tersebut dan dapat
mengaplikasikan preventifnya dalam kehidupan diri kita dan masyarakat luas.
terimakasih banyak, sangat membantu sekali...
BalasHapushttp://acemaxsshop.com/obat-herbal-jantung-koroner/
Sands Casino: Slot Machines & Software - SeptCasino.com
BalasHapusSEGATIC CASINO. Slot machines in Las Vegas Casino, Las Vegas, NV is where you can play 샌즈카지노 at the best Las หาเงินออนไลน์ Vegas 메리트 카지노 casinos in 2021.